Mumps dan Penyakit Parotitis: Penyebab, Gejala, dan Pencegahan Penularannya
Mumps, atau yang dikenal sebagai gondongan dalam bahasa Indonesia, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus mumps dari keluarga Paramyxoviridae. Penyakit ini biasanya menyerang kelenjar parotis, yaitu kelenjar penghasil air liur yang terletak di dekat telinga. Infeksi ini menyebabkan peradangan pada kelenjar tersebut, yang dikenal sebagai parotitis. Meskipun umumnya dialami oleh anak-anak, orang dewasa pun dapat terinfeksi, terutama jika belum mendapatkan vaksinasi.
Penyebab Mumps
Virus mumps menyebar melalui droplet pernapasan, seperti percikan air liur dari batuk, bersin, atau berbicara. Seseorang dapat tertular setelah menghirup droplet ini atau menyentuh permukaan yang telah terkontaminasi oleh virus, lalu menyentuh hidung, mulut, atau mata.
Gejala Parotitis
Gejala awal mumps seringkali mirip dengan infeksi virus lainnya, seperti flu. Berikut beberapa gejala umum yang terjadi:
1. Demam: Suhu tubuh yang tinggi menjadi salah satu tanda awal.
2. Pembengkakan kelenjar parotis: Kelenjar yang terletak di dekat telinga ini membengkak, menyebabkan wajah terlihat membulat atau bengkak di kedua sisi.
3. Nyeri saat menelan atau mengunyah: Hal ini disebabkan oleh peradangan pada kelenjar parotis.
4. Nyeri otot dan lemah: Sering kali disertai dengan nyeri di seluruh tubuh.
5. Sakit kepala: Sering kali muncul bersamaan dengan demam.
6. Kehilangan nafsu makan: Karena rasa sakit dan ketidaknyamanan di area mulut.
Gejala-gejala ini biasanya muncul dalam 16-18 hari setelah seseorang terpapar virus mumps. Pada beberapa kasus, komplikasi serius dapat terjadi, seperti meningitis (peradangan selaput otak), orchitis (peradangan pada testis), atau oophoritis (peradangan pada ovarium).
Pencegahan Penyebaran Mumps
Cara paling efektif untuk mencegah mumps adalah dengan mendapatkan vaksinasi. Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) yang diberikan dalam dua dosis pada usia 12-15 bulan dan 4-6 tahun, adalah metode pencegahan yang sangat ampuh. Beberapa langkah pencegahan tambahan yang bisa dilakukan meliputi:
1. Vaksinasi: Vaksin MMR memberikan perlindungan lebih dari 80% terhadap infeksi mumps. Pada individu yang tidak divaksin, risiko tertular lebih tinggi.
2. Menjaga kebersihan diri: Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah batuk, bersin, atau menyentuh wajah.
3. Menggunakan masker: Apabila Anda berada di lingkungan yang berpotensi terpapar virus, gunakan masker untuk melindungi diri dan orang lain.
4. Menghindari kontak dekat dengan orang yang terinfeksi: Hindari kontak langsung dengan orang yang mengalami gejala mumps hingga mereka tidak lagi menular.
5. Isolasi pasien: Jika seseorang terinfeksi, isolasi selama setidaknya lima hari sejak gejala pertama muncul untuk mencegah penyebaran virus.
Mumps atau gondongan adalah penyakit menular yang terutama menyerang kelenjar parotis, menyebabkan pembengkakan dan rasa nyeri. Meskipun biasanya tidak berbahaya, penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi serius. Pencegahan paling efektif adalah melalui vaksinasi MMR, serta menjaga kebersihan dan menghindari kontak dengan individu yang terinfeksi.
Sumber
1. Centers for Disease Control and Prevention. "Mumps: Symptoms and Complications." CDC, https://www.cdc.gov/mumps/about/symptoms.html
2. World Health Organization. "Mumps." WHO, https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mumps
3. Mayo Clinic. "Mumps: Causes, Symptoms, and Prevention." Mayo Clinic, https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/mumps
0 Response to "Mumps dan Penyakit Parotitis: Penyebab, Gejala, dan Pencegahan Penularannya"
Posting Komentar