Penyakit Campak
Penyakit campak dikenal juga sebagai Morbili atau Measles, merupakan penyakit yang sangat menular (infeksius) yang disebabkan oleh virus, 90 % anak yang tidak kebal akan terserang penyakit campak. Manusia diperkirakan satu-satunya reservoir, walaupun monyet dapat terinfeksi tetapi tidak berperan dalam penyebaran.
Sejak vaksinasi campak diberikan secara luas, terjadi perubahan epidemiologi campak terutama di negara berkembang. Dengan tingginya cakupan imunisasi, terjadi penurunan insiden campak dan pergeseran umur ke umur yang lebih tua.
1. Penyebab
Paramyxoviridae (RNA), jenis Morbillivirus yang mudah mati karena panas dan cahaya.
2. Cara Penularan
3. Masa Inkubasi
8-13 hari , rata-rata 10 hari.
4. Gejala dan tanda-tanda
5. Komplikasi
Sebagian besar penderita campak akan sembuh, komplikasi sering terjadi pada anak usia kurang dari 5 tahun dan penderita dewasa usia lebih dari 20 th. Pada penderita malnutrisi dan defisiensi Vitamin A serta imun defisiency (HIV), penyakit campak dapat menjadi lebih berat atau fatal. Komplikasi yang sering terjadi yaitu :
- Diare
- Bronchopneumonia
- Kebutaan
- Encephalitis
- Malnutrisi
- Otitis media
- Ulkus mucosa mulut
- Measles encephalitis hanya 1/1000 penderita campak
- Subacute Sclerosing Panencephalitis (SSPE), hanya 1/100.000 penderita campak
6. Penyebab kematian
Kematian penderita campak umumnya disebabkan karena komplikasi Bronchopneumonia, Diare berat dan gizi buruk serta penanganan yang terlambat.
7. Diagnosa banding
8. Patogenesis
Campak adalah penyakit infeksi sistemik yang dimulai infeksi pada bagian epitel saluran pernafasan di nasopharyng. Virus campak dikeluarkan dari nasopharaing mulai dari masa prodromal sampai 3 -4 hari setelah rash.
9. Imunitas
Indonesia menggunakan vaksin kering jenis life attenuated measles vaccines Cam-70 produksi PT Biofarma. Puncak dari pembentukan antibody terjadi 21 – 28 hari setelah pemberian vaksinasi atau setelah terinfeksi virus campak. Untuk sebagian besar individu imunitas akan terjadi seumur hidup (life long) begitu juga imunitas yang terbentuk akibat terserang penyakit campak. Vaksin efikasi campak pada anak yang mendapatkan vaksin pada usia 9 bulan sebesar 85 %, pada anak yang menerima vaksin campak pada usia 12 bulan sebesar 95% dan pada anak usia 15 bulan sebesar 98%.
Sumber : Petunjuk Teknis Surveilans Campak Direktorat Jenderal PP & PL Kemenkes RI
Sejak vaksinasi campak diberikan secara luas, terjadi perubahan epidemiologi campak terutama di negara berkembang. Dengan tingginya cakupan imunisasi, terjadi penurunan insiden campak dan pergeseran umur ke umur yang lebih tua.
1. Penyebab
Paramyxoviridae (RNA), jenis Morbillivirus yang mudah mati karena panas dan cahaya.
2. Cara Penularan
- Penularan dari orang ke orang melalui percikan ludah dan transmisi melalui udara terutama melalui batuk, bersin atau sekresi hidung.
- Sangat menular, diperkirakan lebih dari 90 % kelompok rentan akan terserang campak dan penularan masih terjadi sampai 2 jam setelah penderita campak meninggalkan ruangan.
- Masa penularan 4 hari sebelum rash sampai 4 hari setelah timbul rash, puncak penularan pada saat gejala awal (fase prodromal), yaitu pada 1-3 hari pertama sakit.
3. Masa Inkubasi
8-13 hari , rata-rata 10 hari.
4. Gejala dan tanda-tanda
- Panas badan lebih dari 38 derajat celcius selama 3 hari atau lebih , disertai salah satu atau lebih gejala batuk, pilek, mata merah atau mata berair
- Khas (Pathognomonis) ditemukan Koplik’s spot atau bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam (mucosa bucal)
- Bercak kemerahan/rash yang dimulai dari belakang telinga pada tubuh berbentuk makulo papular selama 3 hari atau lebih, beberapa hari (4-7 hari) keseluruh tubuh.
- Bercak kemerahan makulo papular setelah 1 minggu sampai 1 bulan berubah menjadi kehitaman (hiperpigmentasi) disertai kulit bersisik. Untuk kasus yang telah menunjukkan hiperpigmentasi (kehitaman) perlu dilakukan anamnesis dengan teliti, dan apabila pada masa akut (permulaan sakit) terdapat gejala-gejala tersebut di atas maka kasus tersebut termasuk kasus campak klinis.
5. Komplikasi
Sebagian besar penderita campak akan sembuh, komplikasi sering terjadi pada anak usia kurang dari 5 tahun dan penderita dewasa usia lebih dari 20 th. Pada penderita malnutrisi dan defisiensi Vitamin A serta imun defisiency (HIV), penyakit campak dapat menjadi lebih berat atau fatal. Komplikasi yang sering terjadi yaitu :
- Diare
- Bronchopneumonia
- Kebutaan
- Encephalitis
- Malnutrisi
- Otitis media
- Ulkus mucosa mulut
- Measles encephalitis hanya 1/1000 penderita campak
- Subacute Sclerosing Panencephalitis (SSPE), hanya 1/100.000 penderita campak
6. Penyebab kematian
Kematian penderita campak umumnya disebabkan karena komplikasi Bronchopneumonia, Diare berat dan gizi buruk serta penanganan yang terlambat.
7. Diagnosa banding
- Rubella (campak Jerman), terdapat pembesaran kelenjar getah bening di belakang telinga.
- DHF atau DBD, dalam 2-3 hari bisa terjadi mimisan, turniket test (Rumple Leede) positip, perdarahan diikuti shock, laboratorium menunjukkan trombosit kurang dari 100.000/ml dan serologis positif DHF (spesimen akut dan spesimen penyembuhan)
- Cacar air (varicella), ditemukan vesikula atau gelembung berisi cairan
- Allergi obat, kemerahan di tubuh setelah minum obat/disuntik, disertai gatal-gatal.
- Miliaria atau keringat buntet : Gatal-gatal, bintik kemerahan.
8. Patogenesis
Campak adalah penyakit infeksi sistemik yang dimulai infeksi pada bagian epitel saluran pernafasan di nasopharyng. Virus campak dikeluarkan dari nasopharaing mulai dari masa prodromal sampai 3 -4 hari setelah rash.
9. Imunitas
Indonesia menggunakan vaksin kering jenis life attenuated measles vaccines Cam-70 produksi PT Biofarma. Puncak dari pembentukan antibody terjadi 21 – 28 hari setelah pemberian vaksinasi atau setelah terinfeksi virus campak. Untuk sebagian besar individu imunitas akan terjadi seumur hidup (life long) begitu juga imunitas yang terbentuk akibat terserang penyakit campak. Vaksin efikasi campak pada anak yang mendapatkan vaksin pada usia 9 bulan sebesar 85 %, pada anak yang menerima vaksin campak pada usia 12 bulan sebesar 95% dan pada anak usia 15 bulan sebesar 98%.
Sumber : Petunjuk Teknis Surveilans Campak Direktorat Jenderal PP & PL Kemenkes RI
Thanks banget untuk beritanya...semoga makin sukses
BalasHapusterima kasih atas kunjungannya...
BalasHapus