Depkes Siapkan Oseltamivir di Puskesmas dan Rumah Sakit
Departemen Kesehatan secara terus menerus mengikuti perkembangan kesehatan yang terjadi di dunia dengan mengumpulkan data dan informasi serta kajian ilmiah dari berbagai sumber. Menurut Dirjen P2PL Depkes Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P., MARS, sesuai International Health Regulation 2005, setiap negara anggota WHO mempunyai focal point yang secara otomatis memperoleh laporan tentang perkembangan penyakit flu babi (swine flu) yang terjadi di Meksiko dan berbagai belahan dunia lainnya.
Walaupun penyakit flu babi yang disebabkan virus H1N1 belum ditemukan di Indonesia, namun Depkes telah melakukan berbagai langkah kesiapsiagaan agar tidak masuk ke Indonesia dan antisipasi penanggulangnnya. Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Ditjen P2PL Depkes dr. Rita Kusriastuti, M.Sc. menyatakan Depkes telah mendistribusikan oseltamivir ke seluruh Puskesmas, RS rujukan flu burung, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan, Dinkes Kab/Kota dan Provinsi yang pada dasarnya sama dengan obat untuk penanggulangan flu burung H5N1. Sedangkan di Depkes juga masih tersedia stok oseltamivir.
Depkes juga menyiapkan 100 rumah sakit rujukan yang mampu menangani kasus flu babi. Tiap rumah sakit memiliki ruang isolasi pasien, ventilator, obat dan beberapa fasilitas kesehatan lainnya termasuk APD (Alat Pelndung Diri) bagi petugas kesehatan, jelas dr. Rita. Simulasi pandemi penanggulangan episenter influenza juga sudah dua kali dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan pemerintah dan masyarakat dalam mengantisipasi apabila benar-benar terjadi pandemi.
Gejala flu babi mirip dengan flu burung, yaitu demam, batuk pilek, lesu, letih, nyeri tenggorokan, napas cepat atau sesak napas, mungkin disertai mual, muntah dan diare. Cara penularannya melalui udara dan dapat juga melalui kontak langsung dengan penderita dengan masa inkubasinya 3 sampai 5 hari, ujar dr. Rita Karena itu, masyarakat dihimbau untuk mewaspadai flu babi dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, menutup hidung dan mulut apabila bersin, mencuci tangan pakai sabun setelah beraktivitas, dan segera memeriksakan kesehatan apabila mengalami gejala flu. Bagi masyarakat yang telah melakukan perjalanan ke negara terjangkit flu babi, disarankan memeriksakan kesehatannya ke fasilitas kesehatan terdekat, tegas dr. Rita.
Menurut catatan WHO 29 April 2009 sudah 9 negara yang mempunyai kasus swine influenza A/H1N1 dengan 148 kasus. Di Amerika Serikat dilaporkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium terdapat 91 kasus dengan satu kematian. Di Meksiko dilaporkan 26 kasus yang positif, 7 diantaranya meninggal dunia. Tujuh negara yang juga melaporkan kasus swine influenza A yaitu Austria (1 kasus), Kanada (13 kasus), Jerman (3 kasus), Israel (2 kasus), New Zeland (3 kasus), Spanyol (4 kasus) dan di Inggris (5 kasus)selain di Meksiko dan Amerika Serikat.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.
Semoga Bermanfaat
Walaupun penyakit flu babi yang disebabkan virus H1N1 belum ditemukan di Indonesia, namun Depkes telah melakukan berbagai langkah kesiapsiagaan agar tidak masuk ke Indonesia dan antisipasi penanggulangnnya. Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Ditjen P2PL Depkes dr. Rita Kusriastuti, M.Sc. menyatakan Depkes telah mendistribusikan oseltamivir ke seluruh Puskesmas, RS rujukan flu burung, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan, Dinkes Kab/Kota dan Provinsi yang pada dasarnya sama dengan obat untuk penanggulangan flu burung H5N1. Sedangkan di Depkes juga masih tersedia stok oseltamivir.
Depkes juga menyiapkan 100 rumah sakit rujukan yang mampu menangani kasus flu babi. Tiap rumah sakit memiliki ruang isolasi pasien, ventilator, obat dan beberapa fasilitas kesehatan lainnya termasuk APD (Alat Pelndung Diri) bagi petugas kesehatan, jelas dr. Rita. Simulasi pandemi penanggulangan episenter influenza juga sudah dua kali dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan pemerintah dan masyarakat dalam mengantisipasi apabila benar-benar terjadi pandemi.
Gejala flu babi mirip dengan flu burung, yaitu demam, batuk pilek, lesu, letih, nyeri tenggorokan, napas cepat atau sesak napas, mungkin disertai mual, muntah dan diare. Cara penularannya melalui udara dan dapat juga melalui kontak langsung dengan penderita dengan masa inkubasinya 3 sampai 5 hari, ujar dr. Rita Karena itu, masyarakat dihimbau untuk mewaspadai flu babi dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, menutup hidung dan mulut apabila bersin, mencuci tangan pakai sabun setelah beraktivitas, dan segera memeriksakan kesehatan apabila mengalami gejala flu. Bagi masyarakat yang telah melakukan perjalanan ke negara terjangkit flu babi, disarankan memeriksakan kesehatannya ke fasilitas kesehatan terdekat, tegas dr. Rita.
Menurut catatan WHO 29 April 2009 sudah 9 negara yang mempunyai kasus swine influenza A/H1N1 dengan 148 kasus. Di Amerika Serikat dilaporkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium terdapat 91 kasus dengan satu kematian. Di Meksiko dilaporkan 26 kasus yang positif, 7 diantaranya meninggal dunia. Tujuh negara yang juga melaporkan kasus swine influenza A yaitu Austria (1 kasus), Kanada (13 kasus), Jerman (3 kasus), Israel (2 kasus), New Zeland (3 kasus), Spanyol (4 kasus) dan di Inggris (5 kasus)selain di Meksiko dan Amerika Serikat.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.
Semoga Bermanfaat
0 Response to "Depkes Siapkan Oseltamivir di Puskesmas dan Rumah Sakit"
Posting Komentar